NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Salah satu bakal calon Bupati Kabupaten Banjar, Syaifullah Tamliha, diduga menyentuh isu SARA dan politik identitas dalam pidatonya saat acara silaturahmi di Q Mall Banjarbaru, Kamis (18/9/2024).

Acara tersebut dihadiri oleh ratusan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kabupaten Banjar.


Seorang anggota BPD yang hadir, dan meminta identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan kekecewaannya kepada awak media terkait pernyataan Syaifullah Tamliha, yang dianggapnya memprovokasi dengan menyebut suku tertentu.

“Pidato Syaifullah Tamliha menyinggung suku tertentu dan mengaitkan dengan peristiwa di Sampit. Ia menyebut bahwa ada upaya dari suku tertentu untuk menguasai wilayah karena potensi tambang emas, dan hal ini sangat kami tidak terima,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa Syaifullah Tamliha memperingatkan bahwa dalam dua puluh tahun ke depan, kejadian serupa dengan peristiwa Sampit bisa terulang di Kabupaten Banjar.
Hal ini membuat beberapa peserta merasa tersinggung dan tidak nyaman dengan arah pidato tersebut.
Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta mencoba menegur Syaifullah Tamliha, meminta penjelasan atas pernyataannya yang dianggap memicu ketegangan antar suku.
Namun, Syaifullah berdalih bahwa ia hanya ingin menyampaikan bahwa suku tertentu bisa bersatu, dan ia mendorong suku asli di daerah tersebut untuk melakukan hal yang sama.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Banjar, Muhammad Hafizh Ridha, belum memberikan tanggapan terkait dugaan isu SARA ini meskipun telah dihubungi beberapa kali melalui sambungan telepon WhatsApp hingga berita ini ditayangkan.
Isu ini pun menambah dinamika yang terjadi menjelang Pilkada Kabupaten Banjar 2024, di mana penggunaan isu-isu sensitif seperti SARA bisa berdampak pada polarisasi masyarakat.