Maarten Paes, kiper Timnas Indonesia, tidak hanya menarik perhatian karena kemampuannya di lapangan hijau, tetapi juga karena kisah keluarganya yang penuh warna.


Sang ayah, Vincent Paes, merupakan seorang konglomerat Belanda yang sukses mengelola berbagai perusahaan besar di Eropa.


Meski tidak memiliki darah Indonesia langsung dari orang tuanya, koneksi Maarten ke Indonesia berasal dari neneknya, seorang blijvers—sebutan untuk warga Belanda kelahiran Indonesia yang sempat tinggal selama enam tahun di Nusantara.


Nenek Maarten bahkan pernah mengalami masa sulit di kamp Spanyol-Jepang sebelum akhirnya melarikan diri ke Belanda.

Vincent Paes, ayah Maarten, adalah lulusan ekonomi dari Tilburg dan pewaris bisnis keluarga yang bergerak di bidang pengerukan pasir dan kerikil.
Di bawah kepemimpinannya sejak 1986, bisnis ini berkembang pesat hingga menjadi Paes Group, sebuah perusahaan besar yang mengelola berbagai aspek industri listrik berbasis di Canberra, Australia.
Selain itu, Vincent juga menjabat sebagai direktur di Vincent Paes BV dan CFO Holistisch Living Estate, serta memiliki tempat rekreasi di Zanzibar, Tanzania.
Dengan kekayaan keluarganya, Maarten tumbuh dalam kemewahan, tinggal di sebuah vila dengan 18 kamar, sauna, dan kolam renang.
Fakta ini memperkuat argumen bahwa naturalisasi Maarten untuk Timnas Indonesia tidak dilatarbelakangi motivasi finansial.
Sebagai atlet, ia membuktikan komitmennya dengan membela Garuda atas dasar kebanggaan dan hubungan keluarganya dengan Indonesia.
Kisah Maarten Paes tidak hanya menginspirasi di lapangan, tetapi juga menunjukkan bagaimana warisan keluarga dan semangat individu dapat bersinergi untuk menciptakan cerita yang luar biasa.