NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU— Pekan Budaya Banua 2025 yang digelar di Lapangan Dr. Murjani, Banjarbaru, secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, H. Muhammad Syarifuddin, Rabu (3/12/2025) malam.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan alat musik tabuh serta peragaan 12 model yang menampilkan wastra khas Kalimantan Selatan, kemudian pertunjukan tarian perpaduan Adat Banjar dan Dayak yang dibawakan Sanggar Seni Nuansa.

Kegiatan tahunan yang digelar Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini mengusung tema: “Berkolaborasi dan Bertransformasi dalam Harmoni Budaya.” Tema tersebut menjadi penegasan bahwa pelestarian budaya harus terus bergerak mengikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri.

Pada tahun ini, jumlah karya budaya yang berhasil ditetapkan meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencatat lima penetapan. Sebanyak 11 karya budaya asal Kalimantan Selatan resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia 2025. Berikut 11 karya budaya Kalsel yang ditetapkan sebagai WBTb Indonesia 2025 yang diterima oleh sejumlah pegiat seni yaitu:

Pembuatan Tajau (Banjarmasin)
Manopeng Banyiur (Banjarmasin)

Pembuatan Tanggui (Banjarmasin)
Tari Babangsai dan Bakanjar (Hulu Sungai Selatan)
Parang Bungkul (Hulu Sungai Selatan)
Kain Sarigading (Hulu Sungai Utara)
Pais Sagu (Hulu Sungai Utara)
Badewa (Barito Kuala)
Massukiri (Tanah Bumbu)
Kintung (Banjar)
Baahuy (Banjar)
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin dalam membacakan sambutan Gubernur Kalsel bahwa menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam menjaga keberlanjutan budaya di tengah dinamika perubahan zaman.
“Melalui kolaborasi dan juga inovasi, dalam dunia yang terus berubah, budaya harus tetap relevan tanpa kehilangan akal. Melalui kolaborasi antar komunitas, antar daerah, antar lembaga, dan antar generasi, kita dapat menciptakan transformasi budaya yang selaras, harmonis, dan juga berkelanjutan,” sampai Sekdaprov Kalsel, M. Syarifuddin membacakan sambutan Gubernur Kalsel.
Gubernur menjelaskan, rangkaian kegiatan budaya yang disiapkan dalam agenda tersebut menampilkan beragam kekayaan tradisi, mulai dari tarian, musik khas Banjar, permainan tradisional Banua, kuliner Nusantara, wastra Nusantara dan wastra Banjar, serta berbagai atraksi lainnya.
“Rangkaian kegiatan budaya ini akan memanjakan masyarakat, dimulai dari malam ini hingga 7 Maret nanti,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan, Dr. Ir. Hj. Galuh Tantri Narindra dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang penting bagi para pelaku seni, budayawan, generasi muda, dan komunitas kreatif.
“Ukuran keberhasilan pemajuan kebudayaan adalah Indeks Pembangunan Kebudayaan. Ini bisa didorong melalui kegiatan pagelaran yang memberi ruang bagi seluruh budayawan untuk berekspresi,” ungkap Galuh Tantri.
Galuh Tantri juga melaporkan bahwa pada Pekan Budaya kali ini terdapat 40 booth UMKM yang diharapkan mampu menggerakkan ekonomi budaya.
“Kolaborasi lintas generasi, komunitas, dan sektor sangat diperlukan untuk memperkuat identitas daerah sekaligus membangun masa depan budaya yang adaptif dan berdaya saing,” pungkasnya.
Pekan Budaya Banua 2025 diikuti oleh pelaku seni dari berbagai sanggar, komunitas kreatif, budayawan, mahasiswa, pelajar, masyarakat umum, UMKM, hingga wisatawan lokal dan mancanegara. (nw/Adpim)
