NEWSWAY.CO.ID, SAMARINDA – Komunitas musik independen Samarinda merayakan Record Store Day (RSD) 2025 dengan semarak di Temindung Creative Hub, sebuah ruang kreatif yang kini menjadi pusat aktivitas seni dan budaya di kota ini.


Perayaan ini menghadirkan semangat kolektif untuk menghidupkan kembali apresiasi terhadap rilisan fisik di tengah dominasi musik digital.


Tahun ini, RSD menjadi panggung penting bagi band post-rock lokal cuacamendung yang merilis lagu terbaru mereka berjudul Hope in Bitterness secara eksklusif dalam format kaset.


Perilisan ini menandai kembalinya band tersebut dari masa vakum sekaligus menjadi bentuk penghormatan terhadap rilisan fisik sebagai artefak budaya musik.

Kolaborasi mereka dengan Muara Records serta dokumentasi visual oleh Sindikat Sinema memperkuat penampilan mereka di hadapan publik Samarinda.
Sabrina, salah satu pengunjung yang aktif dalam komunitas musik lokal, mengungkapkan pentingnya acara ini.
“RSD memantik kesadaran publik agar lebih menghargai rilisan musik, baik dalam format digital maupun fisik. Ini juga mendorong minat untuk membeli rilisan-rilisan yang mungkin selama ini terabaikan,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan agar aktivitas seperti barter rilisan turut dihadirkan untuk memperkaya interaksi antar pengunjung.
Selain penjualan rilisan musik, RSD Samarinda 2025 juga menghadirkan lapak merchandise, diskusi komunitas, serta pemutaran video dokumenter yang mengangkat sejarah dan perkembangan musik lokal.
Temindung Creative Hub menjadi ruang inklusif tempat para pelaku seni lintas disiplin bertemu, berjejaring, dan saling berbagi inspirasi.
Melalui perayaan ini, para musisi berharap dapat memperkuat ekosistem musik di Kalimantan Timur serta memperluas apresiasi terhadap rilisan fisik sebagai medium yang sarat makna sejarah dan nuansa personal.