Opini Kecil
Muhammad Yusva Ramadhan *)

Saya lahir di Pulau Kecil (Pulau Laut) yang berada di sebelah tenggara pulau terbesar ke tiga di dunia (Kalimantan).
Di pulau inilah kabupaten Kotabaru ber ibukota. Hingga ulang tahun Kotabaru ke 75 tahun ini (1Juni 2025), itu berarti usia saya sudah sekitar 6.087 hari.
Untuk Pulau Laut panggilan akrab saya adalah ‘Sweet Little Island’.

” Kamu masih pakai Kartu Pink, belum Kartu Biru ” begitulah ayah dan bunda berseloroh bila menasehati saya.

Ya, saya memang masih pakai Kartu Identitas Anak, belum pakai Kartu Tanda Penduduk. Artinya belum berhak ikut pemilihan umum, orang tua harus tanda tangan dalam pengurusan paspor, belum boleh dapat SIM, belum boleh nonton untuk film yang 17 tahun ke atas, dan seterusnya serta sebagainya.

Pagi hari di Sweet Little Island, dari lantai tiga pada suatu rumah yang dibangun Ayah dengan segala perjuangannya, sejak saya umur tiga tahun.
Itu pun hingga saya lulus wajib belajar sembilan tahun belum juga rampung.
Dari empat arah mata angin di lantai tiga itu , saya melihat lembah, gunung gemunung, selat dan laut di siang hari.
Bila malam terlihat kerlap kerlip lampu di belai sepoi sepoi angin tropis dari laut dan lembah gunung.
Fantastis Kabupaten ini, punya wilayah di pulau besar, dan pulau sedang serta pulau pulau kecil, juga garis pantai terluas di Kalimantan Selatan.
Kabupaten berlambang Ikan Todak ini mempunyai luas kurang lebih seperempat Kalimantan Selatan ; ( Kotabaru 9.442,46 km² : Kalsel 38.744,23 km² )
Bicara sumber daya alam, jangan tanya.
Sumber Daya Alam kabupaten Kotabaru. Banyak orang tahu, SDA nya kaya.
” Tetapi bagaimana pengelolaannya ? “
” Nah, tolong jangan tanya saya, kan masih anak anak alias pakai kartu pink “.
Tapi saya harus belajar dan belajar ‘positif thinking’, tidak boleh menduga hal yang negatif yang tidak tahu dan bukan urusannya serta belum kapasitasnya.
Saya saat ini harus banyak dan banyak belajar !
Lagi lagi saya teringat ayah bila memelototi saya, ” Jadi orang itu harus positif thinking, jangan menduga yang negatif, kalau mau banyak teman dan disukai orang “.
Kalau dibanding usia tentunya saya belum sanggup menasehati Kotabaru, karena usia saya dengan Kotabaru bagaikan seorang cucu dengan seorang kakek.
Pikiran anak anak saya pernah juga menerawang, kabupaten tempat saya lahir ini memang kaya.
Tetapi kho begini begini saja derap pembangunannya.
Apakah problema kendala geografis nya ya, atau bagaimana ?
Entahlah, pikiran saya belum sampai ke sana. Lagi lagi saya harus banyak menimba ilmu.
Saya pernah utak atik pengetahuan dan tanya pada mbah Google.
Kabupaten Kotabaru itu kaya dengan besaran ekonomi no 2 dari 13 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan.
Tetapi kenapa ya, data Indeks Pembangunan Manusia Kotabaru di posisi 11 dari 13 Kabupaten di Kalimantan Selatan.
Barangkali itu yang ingin saya tanyakan pada Kotabaru di ultah ke 75 pada tahun 2025.
Mengapa dengan ekonomi nomer 2 dari 13 kabupaten / kota, tetapi Indeks Pembangunan Manusia nya nomor 11 dari 13 kabupaten / kota ?
Saya bersedih sebagai seorang anak yang lahir di Pulau Laut, kabupaten Kotabaru.
Tapi apapun itu, sudah sewajarnya dan seharusnya, ulun **) wajib belajar.
‘ TUNTUTLAH ILMU DARI BUAIAN SAMPAI KE LIANG LAHAT ”
Saya jadi teringat sewaktu kumandang lagu Bagimu Negeri dan lagu Paris Barantai bergema di Nagoya Jepang, keharuan dan titik airmata menetes akan kerinduan untuk pulang ke Pulau Laut, Kotabaru Kalimantan Selatan, INDONESIA.—
*). Muhammad Yusva Ramadhan, akrab disapa Yusva, adalah Pemenang Lomba Karya Tulis Ke Lalu Lintasan di Kabupaten Kotabaru 2025, Duta Anak Saijaan Kabupaten Kotabaru 2024, Student Exchange Indonesian -Japan 2024, Anggota Termuda RTIK Kalsel, Sekretaris OSIS SMAN 2 Kotabaru, terkadang senang menulis.-
**) Ulun (Bahasa Banjar) = Saya
