NEWSWAY.CO.ID, GAZA – Krisis kemanusiaan di Gaza mencapai titik kritis pada Sabtu (1/6/2025) saat ratusan warga kelaparan menyerbu konvoi bantuan makanan yang dioperasikan oleh Program Pangan Dunia (WFP).


Kekacauan ini terjadi ketika 77 truk yang membawa tepung mencoba menembus wilayah yang selama berbulan-bulan terisolasi akibat blokade.


Dalam pernyataannya, WFP menyatakan bahwa seluruh truk mereka dicegat di sepanjang perjalanan, sebelum mencapai gudang penyimpanan.


“*Makanan diangkut oleh orang-orang yang kelaparan dan hanya ingin memberi makan keluarganya,” kata WFP, seperti dikutip dari *BBC, Minggu (1/6/2025).

Karena mempertimbangkan risiko tinggi bahwa bantuan *tidak akan pernah sampai ke lokasi distribusi resmi, WFP akhirnya *mengizinkan warga mengambil bantuan langsung di tempat.
Menurut juru bicara WFP, Abeer Etefa, keputusan ini sangat jauh dari ideal, namun merupakan satu-satunya pilihan di tengah kondisi darurat.
“Setelah hampir 80 hari tanpa pasokan makanan yang memadai, truk bantuan seperti ini tak mungkin dibiarkan lewat begitu saja,” ujar Etefa.
Blokade Dilonggarkan, Tapi Bantuan Masih Minim
Meski Israel telah melonggarkan blokade sejak 19 Mei lalu setelah lebih dari dua bulan penutupan total, volume bantuan yang berhasil masuk masih sangat minim.
Menurut PBB, hanya sekitar 10 persen dari kebutuhan minimum harian warga Gaza yang dapat dipenuhi selama sepekan terakhir.
Etefa mengungkapkan bahwa kerumunan warga muncul setelah beredar informasi bahwa truk bantuan akan datang.
Banyak dari mereka terpaksa menyerbu karena tak sanggup lagi menunggu di titik distribusi resmi.
Dalam kondisi genting tersebut, para relawan sempat mencoba mengatur agar warga hanya mengambil satu kantong tepung per orang, tetapi situasi tidak memungkinkan untuk pengawasan yang adil.
“Mereka adalah orang-orang putus asa yang hanya ingin bertahan hidup,” kata Etefa.
WFP memilih rute distribusi yang lebih dekat ke permukiman warga untuk menghindari kemungkinan penyergapan oleh kelompok bersenjata, namun hal ini juga memperbesar risiko serbuan warga yang kelaparan.
PBB: Dua Juta Warga Gaza Dalam Ancaman Kelaparan Akut
Sebuah penilaian gabungan yang didukung oleh PBB menyatakan bahwa *seluruh penduduk Gaza kini berada dalam kondisi rawan kelaparan akut, dengan sekitar *dua juta orang membutuhkan makanan secara mendesak.
Meski truk bantuan kini bisa bergerak, distribusi tetap tidak memadai. “Truk memang mulai bisa masuk, tapi dalam jumlah yang sangat terbatas. Situasi masih jauh dari terkendali,” jelas Etefa.
Pemerintah Israel menyatakan bahwa pembatasan bantuan dilakukan sebagai tekanan terhadap Hamas agar membebaskan para sandera, di mana sedikitnya 20 orang masih diyakini hidup.
Namun, situasi kemanusiaan yang terus memburuk memunculkan tekanan internasional agar akses bantuan dibuka lebih luas dan aman.
Situasi di Gaza terus berkembang. PBB dan organisasi kemanusiaan mendesak solusi segera demi menyelamatkan jutaan nyawa yang kini terancam kelaparan.